Ngaku Beriman Kepada Allah, Jauh Dari Agama
Written By Unknown on Jumat, 14 Februari 2014 | 20.01
Bismillahirrahmannirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Mari berucap Syukur Alhamdullilah atas limpahan berbagai nikmat Allah SWT , rahmat dan karunia serta keberkahan diberikan tanpa bisa menghitungnya. Termasuk adalah nikmat Islam, iman dan taqwa semoga senantiasa petunjuk dan bimbangan-Nya, agar diselamatkan dunia dan akhirat, amin...
Mari kita sampaikan selawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan alam baginda rasul Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat, pengikutnya termasuk kita semua menjadikan nabi sebagai panutan imam untuk selalu istiqomah sampai akhir hayat hidup dikandung badan, amin.
Saudaraku di manapun berada, pada kesempatan ini mari bercermin pada diri kita, lantaran akhir-akhir menghiasi di sejumlah surat kabar dan televisi swasta nasional berbagai kejadian-kejadian Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) melibatkan saudara se Iman se Indonesia.
Mereka terlibat bukan orang sembarang pejabat dan anggota dewan terhormat, sungguh sangat memalukan atas pengungkapan sejumlah lembaga penyidik soal Tipikor
Dengan kejadian-kejadian ini, sebagai bentuk cerminan kita agar mau mengkaji diri sudahkah sesuai amal perbuatan yang dijalankan sehari-hari, sudah sesuai dengan perintah Allah dan tuntunan rasul Muhammad SAW. Bukti tak bisa dipungkiri sejak dasar warsa terakhir diberbagai kesempatan bahkan setiap hari menjumpai saudara-saudara kita, mengklaim beriman kepada Allah SWT, namun amal keseharian sangat jauh dari perilaku rasul Muhammad SAW yang terbilang mencoreng nilai-nilai agama.
Hal ini sebagai gambaran impiris, hampir setiap hari mendengar bahkan melihat sejumlah pemangku kepentingan di negeri ini nota bene mengklaim atas nama dewan terhormat beragama Islam, berurusan dengan penegak hukum. Lantaran mereka berani mengkianati amanah diberikan rakyat, berselimutkan atribut dengan otoritas berupa kewenangan melakukan tindakan tidak terpuji dengan cara memperkaya diri sendiri dan atau kelompok tanpa malu bahkan berani berkelit bahwa tindakan itu bukan merupakan suatu tindakan sebagai seorang koruptor.
Fenomena perilaku sebagai seorang koruptor tanpa malu-malu bahkan masih juga sempat tersenyum kepada sejumlah media elektronik dan media massa. Mereka berjumlah ratusan orang dicap sebagai koruptor, selama ini berdalih atas nama rakyat dengan menyandang pemangku negeri sebagian besar penduduknya beragama Islam. Kejahatan korupsi saat ini, sudah merupakan katagori tingkat gawat darurat kriminal hukum (Ekstra Ordineri Crime Justis) alias bahaya laten melakukan tindak pidana korupsi (Tipikor).
Menjadi pertanyaan besar bagi orang awam, ada apa mereka (Pejabat-red) dari berbagai level itu tanpa malu-malu menyandang sebagai koruptor, bisa-bisanya menjebakkan pada penodaan diri di lembah kenistaan dengan cara keji menjadi orang memakan uang rakyat.
Berdasarkan data yang diambil dari Laporan Kinerja KPK, selama 10 tahun terakhir (2004-2013), KPK telah mengungkap 267 kasus korupsi, 228 kasus diantaranya sudah inkracht.
"Artinya setiap bulan terungkap rata-rata dua kasus korupsi besar. Belum lagi kasus korupsi yang diusut dan diungkap oleh Kepolisian dan Kejaksaan. Kalau juga dihitung, bisa jadi kita akan berkesimpulan di Indonesia tiada hari tanpa korupsi," kata Ketua DPD RI Irman Gusman memberikan apresiasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kepada wartawan, di Jakarta, belum lama.
Sedangkan kasus-kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah, Irman mengaku prihatin. Menurut data Kemendagri, sampai akhir tahun Juni 2013, terdapat 21 Gubernur, 7 Wakil Gubernur, 156 Bupati, 46 Wakil Bupati, 41 Walikota, 20 Wakil Walikota yg tersangkut kasus hukum, sebagian besar perkara korupsi.
Sungguh peradaban ini sudah pada tingkat titik nadir, atas berbagai polah tingkah orang yang diberi amanah rakyat itu wajah setiap hari menghiasi layar kaca di televisi swasta nasional. Bahkan pemandangan setiap hari wajah-wajah koruptor digelandang berurusan dengan penegak hukum KPK, kejaksaan dan kepolisian, menjadi pesakitan di pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan atass Tipikor.
Namun sangat disayangkan, sejumlah pejabat saat diliput di sejumlah layar kaca televisi swasta nasional itu di raut muka mereka tidak ada tanda-tadna penyesalan bahkan ada semacam senyuman kebanggaan bisa menjadi koruptor dengan meraup uang rakyat puluhan bahkan ratusan miliar menggelimangi dalam hidupnya.
Semakin mencengangkan lagi, kabar terbaru, pada medio 13 Februari 2014 di Kementrian Dalam Negeri (Mendagri) melansir saat sudah tercatat kepala daerah se Indonesia mulai dari walikota/ bupati gubernur terkait dengan Tipikor sebanyak 318 orang, naif sudah di negeri ini.
Angka sejumlah orang melakukan tindak koruptor tersebut diatas belum termasuk sejumlah politisi yang duduk di jabatan legislatif yakni Menteri, Lembaga, DPR, DPR provinsi, DPRD Kota/Kabupaten se Indonesia . Jika dihitung mau dihitung secara pasti sudah barang tentu semakin merinding bulu kuduk, ratusan mungkin ribuan saking banyak angka sejumlah politisi terlibat tindak pidana korupsi.
Oleh karena itu, waspadai lebih-lebih tahun 2014 ini merupakan tahun politik, agar rakyat kembali berfikir cerdas untuk memilih calon legislatif benar-benar sesuai dengan orang terpilih membawa amanah untuk rakyat. Ingat pemilihan legislatif akan digelar pada tanggal 9 April 2014 mendantang.
Kini berbagai politisi kan mencalonkan diri menjadi legislatif mau dantang ke pemilik dengan berbagai janji-janji untuk menarik simpati. Agar bisa menjadi legislatif alias menjadi DPR.DPRD Provinsi, DPRD Kota/Kabupaten, dan kemudian berlanjut kepada pemilihan presiden, untuk berhati-hatilah.
Jika salah pilih kesalahan terulang lagi, penderitaan rakyat terus berkepanjangan akibat ulah oknum koruptor mengangkangi hajat hidup orang banyak.Jangan mau diberikan uang lembaran tertentu pilihlah sesuai dengan pilihan hati nurani, bagaimanapun keberlangsungan pembangunan di negeri tercinta terus berlanjut dengan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden mendatang.
Bagi mereka yang akan duduk menjadi wakil rakyat dengan sebutan dewan terhormat jangan ingkari kepercayaan rakyat dan bagi pemangku negeri agar benar-benar beramanah kepada rakyat. Ingat, hidup ini hanya sekali jika kita semua sudah dipanggil Allah semua amal perbuatan kita akan diminta pertanggungjawaban.
Pertanggungjawaban di dunia masih bisa bersilat lidah dengan cara apapun, tapi di pangadilan Allah semua anggota badan kita akan menjadi saksi amal perbuatan kita, yang tidak bisa disogok seperti di dunia. Pengadilan Allah SWT hakiki, sekecil apapun akan diganjar .
Semua manusia lemah dan perlu kita saling mengingatkan, kembali ke catatan Mendagri angkta 318 bupati/walikota/ gubernur terlibat tindak korupsi, angka itu sangat mencengangkan sekali buat sesama orang beriman, apalagi tingkat tindak pidana korupsi ini sudah merambah pejabat di negeri ini. Jika diprosentasikan, angka ini semakin miris kita sebagai rakyat kecil, bagaimana tidak !!! Jika diprosentasikan jumlah pejabat se Indonesia (walikota/bupati/gubernur) sekitar 500 lebih berarti sudah 75 persen telah telah terperangkap tindak korupsi.
Padahal jabatan diperoleh itu, diperoleh dari kepercayaan rakyat seharusnya beramanah saat menjabat apapun. Semakin miris melihat dan mendengar mereka terlibat diberbagai kejahatan korupsi adalah pejabat berasal dari politisi maupun birokrat, sebagian besar beragama Islamintelektual mulai strata sarjana, doktor, profesor mulai muda dan tua alias politisi gaek alias senior, hal ini menandakan terjadi krisis moral yang terus mendera negeri ini.
Dengan polah tingkah menghalalkan segala cara untuk menumpuk uang rakyat tersebut, protet buram politisi muda dan tua berkiprah di berbagai level jabatan. Lebih-lebih politisi gaek alias tua senior seharusnya memberikan contoh teladan sebab mereka ini tinggal menunggu panggilan giliran untuk dipanggil sang pencipta Allah SWT, tapi nyatanya pemandangan mereka dicokok penegak hukum sebagian besar berusia 40 an, ini menandakan dekadensi moral dan dibutakan dunia dengan cara melakukan tindak pidana korupsi.
Sudah tingkat mengkhawatirkan bahkan cenderung sudah pada tingkat darurat angka korupsi di negeri ini, kita berarti akan menjumpai zaman modern perbuatan zaman jahiliah.
Ingat, era jahiliah merupakan kemakfuman atas sejumlah kesewenangan dengan membabibuta dalam perilaku seseorang dengan bersemboyan siapa kuat mereka yang menjadi penguasa. Hukum rimba dipraktikkan dan menjamur kebiadaban tak mengenal perikemanusian bahkan menjadi pemandangan umum dengan cara menjual belikan orang atau dengan sistem perbudakan, upeti dan sogok menyogok sudah menjadi hal lumrah.
Kelompok kuat menindas kelompok lemah, lebih-lebih praktik perbuatan kekejian dan kebiadaban menjadi gaya hidup kala itu. Sejarah peradaban manusia dibawah titik nadir alias buram saat itu. Perbuatan ala hewani dipertontonkan diluar kontrol, norma agama, bahkan menyimpang dari tatanan hukum sebagai batasan norma perikehidupan sesama untuk tidak saling merugikan dan saling hormat menghormati belum lahir alias belum diberlakukan.
Bahkan menjadikan kebiadaban sesama menjadi tradisi terus berlanjut. Oleh karena itu, mari flaasback ke sejarah manusia kebiadaban berdalih demi martabat seseorang keturunan, keluarga dan kelompok terlihat dengan kasat mata. Hal ini sejarah mencatat sangat kasat mata dengan mata telanjang sudah tidak ada lagi peradaban manusia saat itu.
Sebabagaimana terungkap, sejarah peradaban manusia sejak nabi diturunkan oleh Allah SWT, menyebutkan jika seorang istri melahirkan seorang anak berjenis perempuan menjadi malu di mata kerabat, teman dan handai taulan, karena tidak bisa meneruskan derajat keturunan apalagi mereka mempunyai kedudukan setingkat orang berpengaruh, sangat malu dengan pemuka-pemukanya tidak memiliki keturunan seorang laki-laki identik dengan pewaris keluarga.
Hal ini dimulai sejak zaman nabi, salah satunya nabi Musa AS sampai nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan aklaq mulia. Karena era tersebut secara terang-terangan membunuh seorang anak perempuan yang dinilai tak bisa menjadi pewaris keluarga bahkan membawa keberlangsungan pada garis keturunan yang terletak dipundak seorang laki-laki sebagai simbul penerus keluarga,
Termasuk dialami, Umar Bin Khatab sebelum masuk Islam yakni tradisi anak laki menjadi pewaris keturunan menjadikan buta peradaban. Betapa tidak, disebutkan dalam sejarah selain, ia seorang panglima kafir Khrais sangat disegani, sampai-sampai sebelum masuk Islam pernah melakukan tindakan berupa mengubur hidup-hidup anak perempuan, ketika anak lelaki diajak berburu sepulang dari medan pertempuran Umar pulang ke rumah untuk menemuai istrinya tercinta, nota bene adalah seorang anak perempuan dipakaikan oleh istri berpakaian ala lelaki.
Umar Bin Khatab mengetahui hal itu berjenis perempuan, anaknya yang tengah diajak berburu tersebut perempuan. Maka dia bermuram durja dan tak panjang pikiran kemudian bertindak kejam untuk mengubur hidup-hidup anak perempuannya itu.
Namun setelah menjadi Islam secara Kaffah, totalitas hidup Umar dipergunakan semata-mata untuk ibadah, bahkan saat dia mengenang perbuatan sebelum masuk Islam begitu biadab perbuatan seringkali menangis dalam sholat. Tidak sebatas itu, termasuk saat menjadi khalifah termasuk pemimpin paling adil sesuai dengan aturan agama Islam.
Berbicara sebelum kelahiran nabi Muhammad SAW, sejarah mencatat orang tua nabi Musa atas besar kasih sayang kepada anak laki-laki satu-satunya agar tidak dibunuh oleh raja Fir,aun, anak kesayangnya itu dilarung ke sungai Nil. Kemudian ditemukan oleh dayang-dayang raja Fir’aun atau Ramses III dan diambil anak angkat oleh permaisuri Fir,aun dirawat Musa kecil menjadi tumbuh besar dan menjadi seorang nabi. Sebab waktu Musa, maklumat raja Fir’aun melarang rakyatnya memiliki seorang anak laki-laki dan harus dibunuh.
Akhirnya, nabi Musa merupakan anak angkat raja Fir’aun menjadi menantang raja dzolim kemudian atas izin Allah SWT Fir,aun mengaku diri Tuhan untuk disadarkan kepada jalan benar yakni menyembah kepada Allah SWT. Namun, Fir,aun tidak terima balik mengejar-ngejar nabi Musa dan pengikutnya atas izin Allah Musa menenggelamkan Fir,aun di laut Merah.
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia di bumi Allah ini, keberhasilan nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan perintah Allah SWT berhasil mengubah peradaban jahiliyah menjadi manusia beradab dengan sejumlah kesewenangan dan kesetaraan laki-laki dan perempuan diatur dalam hukum Allah SWT.
Namun dengan peradaban sekarang mulai bebas melakukan berbagai aktivitas apapun sepanjang tidak melanggar hak orang lain. Jika kita kembalikan kepada agama Islam, sejatinya manusia dalam fitrahnya bermanfaat untuk orang lain sesuai dengan perintah Allah dan rasul Nabi Muhammad SAW .
Dengan demikian, mari kita kembali kepada ajaran Allah SWT dan tuntunan Nabi Muhammad SAW dengan benar, jika dilihat sejumlah pejabat dan politisi di parlemen dengan gelar sarjana, doktor dan profesor tersungkur dilumpur kehinaan dengan disebut sang koruptor.
Bahwa terkait kasus koruptor melibatkan sejumlah kalangan terpandang dengan berbagai gelar dan bahkan telah menunaikan rukun Islam ke lima yakni berhaji ke tanah Mekkah, mereka juga ikut menikmati uang bernama korupsi, sebagai saudar se Iman perlu kita saling mengingatkan sebelum Allah menutup pintu tobanya sebagai penggaruk uang rakyat.
Menjadi catatan penulias, sejumlah pemangku di negeri dari berbagi tingkatan ini, menjadikan kita miris sebagian besar beragama Islam terlibat korupsi. Hal ini menujukkan dalam beragama masih setengah-setengah, alias tidak totalitas, secara kaffah, jika totalitas jelas akan terhindar dari perbuatan tercela.
Namun demikian, sejumlah pejabat tersebut terlibat dari berbagai kasus termasuk koruptor menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk menjadikan agama sebagai pedoman hidup secara totalitas dan jangan sampai terjebak pada hiasan dunia menyesatkan.
Jangan sampai demi hidup bermewah-mewahan menghalalkan segala cara tanpa memperhitungkan nilai haram dan halal. Dengan cara jalan pintas untuk menjadikan gaya hidup bermegah-megahan padahal perbuatn itu sangat dibenci oleh Allah SWT. Perlu diingat umur manusia sangat terbatas, semua perbuatan kita akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Jika, bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya sisa hidup di dunia untuk ladang amal, mari sebelum terlambat untuk kembali kepada jalan Allah untuk mencapai kebagian dunia dan akhirat. Jangan terlena untuk terus mengejar dunia sudah barang tentu akan rugi selama-lama di akhirat. Tanggalkan sebesar-besar dunia kepentingan dunia semata tapi harus berbanding lurus dunia dan akhirat sebagai tujuan dari hidup agar bisa berada disisi Allah SWT, amin. Kendati setiap manusia ada dua pilihan mau neraka atau surga.
Semoga semua kita saling mengingatkan sesama agar kita terhindar dari fitnah dunia dengan berbagai fatamorgana ini. Senantiasa beribadah dan berdoa semoga kita berpulang ke Allah SWT, dengan amal ibadah diridoi-Nya, amin. Semoga....
Walaikum Salam Wr.Wb.
Semoga bermanfaat,
Label:
Artikel
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !