Bissmillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum Wr. Wb,
Saudaraku dimanapun berada, pada kesempatan ini bersyukur atas berbagai rahmat, hidayah dan karuniaNya, ; lebih-lebih mengucap syukur kepada Allah atas anugrah Islam, Iman dan Ihksan semoga kita senantiasa istiqomah, amin.
Selawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan alam nabi Muhammad SAW kepada keluarga, sahabat dan umatnya sampai kepada kita semua semoga selalu memegang teguh RisalahNya, amin.
Pada kesempatan ini, saudaraku se-Iman dimanapun berada untuk mengetahui secara jelas tentang doa-doa, sebab doa-doa tanpa ada tuntunan yang jelas dikhawatirkan akan terjadi kesalahan yang tidak semestinya.
Karenanya, perlu kita untuk terus menimba ilmu dari berbagai amalan-amalan lain, untuk menambah kedekatan kita kepada Allah SWT.
Apakah do’a, bacaan Al-Qur’an,
tahlil dan shadaqoh itu pahalanya akan sampai kepada orang mati? Dalam
hal ini ada segolongan yang yang berkata bahwa do’a, bacaan Al-Qur’an,
tahlil dan shadaqoh tidak sampai pahalanya kepada orang mati dengan
alasan dalilnya, sebagai berikut:
وَاَنْ لَيْسَ لِلْلاِءنْسنِ اِلاَّ مَاسَعَى
“Dan tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang telah dia kerjakan”. (QS An-Najm 53: 39)
Juga hadits Nabi MUhammad SAW:
اِذَامَاتَ ابْنُ
ادَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ
اَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
“Apakah
anak Adam mati, putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga
perkara; shadaqoh jariyah, ilmu yang dimanfa’atkan, dan anak yang
sholeh yang mendo’akan dia.”
Mereka sepertinya, hanya secara letterlezk (harfiyah) memahami
kedua dalil di atas, tanpa menghubungkan dengan dalil-dalil lain.
Sehingga kesimpulan yang mereka ambil, do’a, bacaan Al-Qur’an, shadaqoh
dan tahlil tidak berguna bagi orang mati. Pemahaman itu bertentangan
dengan banyak ayat dan hadits Rasulullah SAW beberapa di antaranya :
وَالَّذِيْنَ جَاءُوْامِنْ بَعْدِ هِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَااغْفِرْلَنَا وَلاِءخْوَنِنَاالَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلاِءْيمن
“Dan
orang-orang yang datang setelah mereka, berkata: Yaa Tuhan kami,
ampunilah kami dan ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului
kami dengan beriman.” (QS Al-Hasyr 59: 10)
Dalam hal ini hubungan orang mu’min dengan orang mu’min tidak putus dari Dunia sampai Akherat.
وَاسْتَغْفِرْلِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنتِ
“Dan mintalah engkau ampun (Muhammad) untuk dosamu dan dosa-dosa mu’min laki dan perempuan.” (QS Muhammad 47: 19)
سَأَلَ رَجُلٌ
النَّبِىَّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ
اِنَّ اُمِى مَاتَتْ افَيَنْفَعُهَا اِنْ تَصَدَّقْتَ عَنْهَا ؟ قَالَ
نَعَمْ
“Bertanya seorang laki-laki kepada Nabi SAW; Ya
Rasulullah sesungguhnya ibu saya telah mati, apakah berguna bagi saya,
seandainya saua bersedekah untuknya? Rasulullah menjawab; yaa berguna
untuk ibumu.” (HR Abu Dawud).
Dan masih banyak pula dalil-dalil yang memperkuat bahwa orang mati
masih mendapat manfa’at do’a perbuatan orang lain. Ayat ke 39 Surat
An-Najm di atas juga dapat diambil maksud, bahwa secara umum yang
menjadi hak seseorang adalah apa yang ia kerjakan, sehingga seseorang
tidak menyandarkan kepada perbuatan orang, tetapi tidak berarti
menghilangkan perbuatan seseorang untuk orang lain.
Di dalam Tafsir ath-Thobari jilid 9 juz 27 dijelaskan bahwa ayat
tersebut diturunkan tatkala Walid ibnu Mughirah masuk Islam diejek oleh
orang musyrik, dan orang musyrik tadi berkata; “Kalau engkau kembali kepada agama kami dan memberi uang kepada kami, kami yang menanggung siksaanmu di akherat”.
Maka Allah SWT menurunkan ayat di atas yang menunjukan bahwa seseorang
tidak bisa menanggung dosa orang lain, bagi seseorang apa yang telah
dikerjakan, bukan berarti menghilangkan pekerjaan seseorang untuk orang
lain, seperti do’a kepada orang mati dan lain-lainnya.
Dalam Tafsir ath-Thobari juga dijelaskan, dari sahabat ibnu Abbas; bahwa ayat tersebut telah di-mansukh atau digantikan hukumnya:
عَنِ ابْنِى
عَبَّاسٍ: قَوْلُهُ تَعَالى وَأَنْ لَيْسَ لِلاِءنْسنِ اِلاَّ مَا سَعَى
فَأَنْزَلَ اللهُ بَعْدَ هذَا: وَالَّذِيْنَ أَمَنُوْاوَاتَّبَعَتْهُمْ
ذُرِيَتُهُمْ بِاِءْيمنٍ أَلْحَقْنَابِهِمْ ذُرِيَتَهُمْ فَأَدْخَلَ اللهُ
الأَبْنَاءَ بِصَلاَحِ اْلابَاءِاْلجَنَّةَ
“Dari sahabat Ibnu Abbas dalam firman
Allah SWT Tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang telah dikerjakan,
kemudian Allah menurunkan ayat surat At-Thuur; 21. “dan orang-orang
yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka, maka Allah
memasukkan anak kecil ke surga karena kebaikan orang tua.”
Syaekhul Islam Al-Imam Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu’ Fatawa jilid 24, berkata: “Orang yang berkata bahwa do’a tidak sampai kepada orang mati dan perbuatan baik, pahalanya tidak sampai kepada orang mati,” mereka
itu ahli bid’ah, sebab para ulama’ telah sepakat bahwa mayyit mendapat
manfa’at dari do’a dan amal shaleh orang yang hidup.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semoga bermanfaat (Khoirul Huda)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !