Bismilahirrahmirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb.
Saudara pembaca mimbar dakwah DKM semoga
dalam rahmat Allah, marilah senantiasa mengucap syukur atas berbagai nikmat dan
anugrah Allah SWT, terutama anugrah Islam, Iman, dan Ihksan senantiasa dalam
lindungan-Nya,Amin.
Selawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada junjungan alam makluk terbaik sepanjang masa yakni Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, pengikutnya dan semga kita termasuk
umat mendapatkan syafaatnya nanti, amin.
Sahabatku se-Iman, pada pengeajian rutin
(16/6/2013) KH Musyafa mengingatkan kepada jamaah pengajian tentang perlu untuk
mempersiapkan diri untuk menghadapi bulan penuh ampunan, rahmat dan pahala
langsung dari Allah SWT. Sebab, kendati hal ini sering dibahas namun tidak ada salahnya
untuk kembali menyegarkan ingatan para jamaah tentang ketentuan-ketentuan dalam
rangka menghadapi Bulan Suci Ramadhan
merupakan dari 12 bulan yang satu satu bulannya istimewa bagi umat
Nabi Muhammad SAW sebab dengan bulan Ramadhan Allah sendiri yang akan
memberikan pahala langsung kepada umat Islam yang menjalankan puasa bulan Ramadhan.
Saudaraku Rahikumullah, KH Musyafa untuk
menyegarakan kembali tentang ketentuan-ketentuan yang mendasari tentang
perintah berpuasa pada bulan Ramadhan. Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan bagi kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan bagi
orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa” [Al Baqarah:183]
Bahwa perintah ini mendasari bagi umat muslim wajib berpuasa
kecuali orang yang sakit, dalam perjalanan, haidh, atau pun belum balligh:
Selain terdapat bulan agung dan penuh anugrah ini, Allah juga menerangkan bahwa pada bulan ini
juga diturunkan kitab Suci Al’Quran sebagaimana Firman Allah SWT, artinya :
“Bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.” [Al Baqarah 185]
Keutamaan berpuasa:
Dalam kesempatan ini, Musyafa menerangkan tentang keutamaan bulan
suci Ramadhan sebagaimana hadish artinya :
“Diriwayatkan dari Sahl bin Saad r.a katanya: Rasulullah s.a.w
bersabda: Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat pintu yang dinamakan
Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada Hari
Kiamat kelak. Tidak boleh masuk seorangpun kecuali mereka. Kelak akan ada
pengumuman: Di manakah orang yang berpuasa? Mereka lalu berduyun-duyun masuk
melalui pintu tersebut. Setelah orang yang terakhir dari mereka telah masuk,
pintu tadi ditutup kembali. Tiada lagi orang lain yang akan memasukinya”
[Bukhari-Muslim]
Ke-istimewaan bulan Ramadhan bagi orang berpuasa berfadilah termasuk
golongan yang mendapat ampunan dan pahala besar dari Allah, disebutkan di Firman
artinya :
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya,
laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar,
laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah,
laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” [Al Ahzab 35]
Sebagaimana juga diterangkan di hadish bahwa bagi seorang muslim
yang berpuasa akan dijauhkan dari api neraka. Sabda Nabi Muhammad SAW, artinya
:
“Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah
s.a.w bersabda: Setiap hamba yang berpuasa di jalan Allah, Allah akan
menjauhkannya dari api Neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun”
[Bukhari-Muslim]
Keutamaan bulan Ramadan
Disewbutkan, hadis riwayat
Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan,
maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan
dibelenggu Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 1793
Wajib berpuasa Ramadan
jika melihat hilal awal Ramadan dan berhenti puasa jika melihat hilal awal
Syawal. Jika tertutup awan, maka hitunglah 30 hari
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau menyebut-nyebut tentang bulan Ramadan
sambil mengangkat kedua tangannya dan bersabda: Janganlah engkau memulai puasa
sebelum engkau melihat hilal awal bulan Ramadan dan janganlah berhenti puasa
sebelum engkau melihat hilal awal bulan Syawal. Apabila tertutup awan, maka
hitunglah (30 hari)
Larangan berpuasa satu
atau dua hari
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Janganlah engkau berpuasa satu atau dua
hari sebelum Ramadan, kecuali bagi seorang yang biasa berpuasa, maka baginya
silahkan berpuasa
Larangan Puasa Hari Raya
“Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Aku pernah
mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Tidak boleh berpuasa pada dua hari
tertentu, iaitu Hari Raya Korban (Aidiladha) dan hari berbuka dari bulan
Ramadan (Aidilfitri)” [Bukhari-Muslim]
Niat Puasa Ramadhan
Sesungguhnya amal itu tergantung dari niat [Bukhari-Muslim] dan dari Hafshah Ummul Mukminin bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa
baginya.”
Bersahur (makan sebelum
Subuh) itu sunnah Nabi
“Diriwayatkan daripada Anas r.a katanya: Rasulullah s.a.w
bersabda: Hendaklah kamu bersahur karena dalam bersahur itu ada keberkatannya”
[Bukhari-Muslim]
Dari Zaid bin Tsabit ra., ia berkata: Kami pernah makan
sahur bersama Rasulullah saw. Kemudian kami melaksanakan salat. Kemudian saya
bertanya: Berapa lamakah waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan
salat)? Rasulullah saw. menjawab: Selama bacaan 50 ayat (sekitar 5 menit).
(Shahih Muslim)
Dilarang Bicara Kotor
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda:
Apabila seseorang daripada kamu sedang berpuasa pada suatu hari, janganlah
berbicara tentang perkara yang keji dan kotor. Apabila dia dicaci maki atau
diajak berkelahi oleh seseorang, hendaklah dia berkata: Sesungguhnya hari ini
aku berpuasa, sesungguhnya hari ini aku berpuasa” [Bukhari-Muslim]
Puasa sia-sia
“Dari Abu Hurairah ra: katanya Rasulullah saw berabda: “Barang
siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan berbuat jahat (padahal dia puasa),
maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minum” [Bukhari]
Dilarang Bersetubuh
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Seorang lelaki datang
menemui Rasulullah s.a.w lalu berkata: Celakalah aku wahai Rasulullah s.a.w.
Rasulullah s.a.w bertanya: Apakah yang telah membuatmu celaka?
Lelaki itu menjawab: Aku telah bersetubuh dengan isteriku pada
siang hari di bulan Ramadan.
Rasulullah s.a.w bertanya: Mampukah kamu memerdekakan seorang
hamba? Lelaki itu menjawab: Tidak.
Rasulullah s.a.w bertanya: Mampukah kamu berpuasa selama dua bulan
berturut-turut? Lelaki itu menjawab: Tidak.
Rasulullah s.a.w bertanya lagi: Mampukah kamu memberi makan kepada
enam puluh orang fakir miskin? Lelaki itu menjawab: Tidak. Kemudian duduk.
Rasulullah s.a.w kemudiannya memberikan kepadanya suatu bekas yang berisi kurma
lalu bersabda: Sedekahkanlah ini. Lelaki tadi berkata: Tentunya kepada orang
yang paling miskin di antara kami. Tiada lagi di kalangan kami di Madinah ini
yang lebih memerlukan dari keluarga kami.
Mendengar ucapan lelaki itu Rasulullah s.a.w tersenyum sehingga
kelihatan sebahagian giginya. Kemudian baginda bersabda: Pulanglah dan berilah
kepada keluargamu sendiri” [Bukhari-Muslim]
Bangun Dari Junub Tidak Membatalkan
Puasa
“Diriwayatkan daripada Aisyah dan Ummu Salamah r.a, kedua-duanya
berkata:: Nabi s.a.w bangkit dari tidur dalam keadaan berjunub bukan dari mimpi
kemudian meneruskan puasa” [Bukhari-Muslim]
Lupa tidak membatalkan
puasa
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa
lupa bahwa ia sedang berpuasa, lalu ia makan dan minum, hendaknya ia meneruskan
puasanya, karena sesungguhnya ia telah diberi makan dan minum oleh Allah.”
[Muttafaq Alaihi]
Musyafir Boleh Tidak Berpuasa
Dari Hamzah Ibnu Amar al-Islamy ra bahwa dia berkata: Wahai
Rasulullah, sesungguhnya aku kuat berpuasa dalam perjalanan, apakah aku
berdosa? Maka Rasulullah SAW bersabda: “Ia adalah keringanan dari Allah,
barangsiapa yang mengambil keringanan itu maka hal itu baik dan barangsiapa
senang untuk berpuasa, maka ia tidak berdosa.” [Bukhari-Muslim]
Orang tua cukup bayar
fidyah
Ibnu Abbas ra berkata: Orang tua lanjut usia diberi keringanan
untuk tidak berpuasa dan memberi makan setiap hari untuk seorang miskin, dan
tidak ada qodlo baginya. Hadits shahih diriwayatkan oleh Daruquthni dan Hakim.
Orang yang sakit atau bepergian boleh tidak puasa. Namun harus
mengganti puasanya di hari lain. Ada pun orang yang berat menjalankannya
(misalnya sudah tua), wajib membayar fidyah:
“Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang
berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu):
memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan
kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.” [Al Baqarah 184]
Wanita hamil/menyusui jika kuat sebaiknya puasa. Tapi jika dia
sakit atau lemah sehingga merasa berat sebagaimana ayat di atas, dia bisa
mengqodho puasanya.
I’tikaf (diam di masjid)
10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan
Dari ‘Aisyah ra bahwa Nabi SAW selalu beri’tikaf pada sepuluh hari
terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istri beliau
beri’tikaf sepeninggalnya. Muttafaq Alaihi.
Dari ‘Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bila hendak beri’tikaf,
beliau sholat Shubuh kemudian masuk ke tempat i’tikafnya. Muttafaq Alaihi.
Dari ‘Aisyah ra bahwa Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa meninggal
dan ia masih menanggung kewajiban puasa, maka walinya berpuasa untuknya.”
Muttafaq Alaihi.
Dari Abu Ayyub Al-Anshory ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan berpuasa enam hari pada
bulan Syawwal, maka ia seperti berpuasa setahun.” Riwayat Muslim.
Malam Lailatul Qadr
Malam
Lailatul Qadar adalah malam mulia yang nilainya lebih baik daripada 1.000 bulan
(354.000x malam biasa):
“Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan.
Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan.
Malam
itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [QS Al Qadar: 1 - 5]
Dari Ibnu Umar ra bahwa beberapa shahabat Nabi SAW melihat
lailatul qadr dalam mimpi tujuh malam terakhir, maka barangsiapa mencarinya
hendaknya ia mencari pada tujuh malam terakhir.” Muttafaq Alaihi.
Dari Muawiyah Ibnu Abu Sufyan ra bahwa Nabi SAW bersabda tentang
lailatul qadar: “Malam dua puluh tujuh.” [Abu Daud]
Dari ‘Aisyah ra bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana
jika aku tahu suatu malam dari lailatul qadr, apa yang harus aku baca pada
malam tersebut? Beliau bersabda: “bacalah:
(artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau
menyukai ampunan, maka ampunilah aku).” Riwayat Imam Lima selain Abu Dawud.
Nabi biasa melakukan shalat sunnat malam (Tarawih) pada bulan
Ramadhan:
Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) Ramadhan karena iman dan mengharap
pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lampau.” [Hr Bukhari]
Rukun Puasa:
1.
Berniat untuk
melaksanakan puasa.
2.
Menahan diri dari makan
dan minum serta semua yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari (Waktu Maghrib).
Syarat
Wajib Puasa Ramadhan
Yaitu
syarat-syarat orang yang diwajibkan mengerjakan puasa Ramadhan sebagai berikut:
1.
Beragama Islam. Telah
baligh;
2.
Tanda baligh bagi
laki-laki antara lain jika telah bermimpi yang menyebabkan
3.
keluar mani (sperma),
sedang tanda baligh bagi perempuan antara lain jika telah mengalami
haidl.
4.
Berakal Sehat (tidak
gila atau mabuk).
5.
Suci dari haidl dan
nifas (bagi perempuan).
6.
Muqim (berada di tempat
tinggal bukan musafir.
7.
Mampu berpuasa dan tidak
udzur.
Jika
syarat-syarat tersebut terpenuhi, maka seseorang wajib berpuasa, maka berdosa
dan dianggap maksiyat dan durhaka kepada Allah SWT. Sebagaimana hadits
Rasulullah SAW: Barangsiapa berbuka puasa sehari tanpa rukshah (alasan yang
dibenarkan) atau sakit, maka tidak akan dapat ditebus (dosanya) dengan berpuasa
seumur hidup meskipun dia melakukannya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal-hal yang Sunnah dalam Berpuasa Ramadhan
Hal-hal yang Sunnah dalam Berpuasa Ramadhan
Ibadah
sunnah yang dilaksanakan dalam berpuasa Ramadhan antara lain:
1.
Shalat sunnah di waktu
malam (Qiyamu lail) seperti shalat tarawih, tahajjud dan shalat sunnah malam
lainnya.
2.
Membaca Al-Qur’an
(Tadarus)
3.
Makan sahur sebelum
waktu fajar (sebelum waktu imsak).
4.
Segera berbuka apabila
telah tiba saat berbuka.
5.
Sunnah berbuka dengan
buah-buahan yang manis tanpa dimasak seperti kurma, pisang dsb. atau berbuka
dengan air bening.
Demikian
apa disampaikan ini menjadi pegangan bersama untuk menghadapi Bulan Suci Ramadhan yang
sebentar lagi akan datang. Mari berdoa, semoga kita dan keluarga senantiasa dipertemukan
dengan Bulan Ramadhan dengan menyambut penuh keimanan dan takwa kepada Allah
SWT dan kita termasuk orang dalam lindungan, Allah Azza Wazzala, amin.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Semoga
bermanfaat
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !