PERJUANGAN MELAWAN NAFSU.
Assalamu 'alaikum,wr.wb.
Para sahabat DKM At-taqwa yang dirahmati Allah Swt. Mudah-mudahan kita semua senantiasa berada dalam lindungan, Rahmat dan Ridlonya, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah azza wa jalla. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Habiballah, Nabiyyulah, Rasulullah Muhammad Saw, juga pada keluarga dan para sahabatnya, serta seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Seandainya tidak ada medan peperangan melawan hawa
nafsu maka pastilah tidak dapat dibuktikan perjalanan seorang hamba menuju
Allah. Karena tidak ada jarak yang memisahkan antara dirimu dan Allah sehingga kendaraanmu
sangat cepat menempuhnya. Dan tidak ada yang dapat memutus hubunganmu dengan
Allah sehingga dapat dengan mudah disambung oleh kedekatan hubunganmu".
"Yaa... Allah...
Pada setiap kejelekanku membuat
mulutku kelu dan bisu, tetapi pada saat itu kemuliaan-Mu yang membuat aku
bicara. Dan setiap sifat-sifatku telah membuat diriku kecewa, menyesal dan
berputus asa, namun karunia dan kasih sayang-Mu pula yang membukakan harapan
dan keinginan perjuanganku".
Sejatinya dekatnya Allah dapat dilihat dan dirasakan didalam hati kecil kita, hal ini sebagai bukti bahwa Allah secara hakiki adalah sangat dekat bahkan terlalu sangat dekat dan senantiasa memperhatikan dan mempedulikan kebutuhan-kebutuhan hamba-hamba-Nya. Allah SWT berfirman :
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang AKU, maka (jawablah) bahwasanya AKU adalah dekat. AKU mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". ( QS. Al-Baqarah: 186 ).
Dalam surat yang lainpun
Allah SWT berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. Dan Kami lebih dekat daripada urat lehernya".( QS. Qaf: 16 ).
Dari ayat tersebut diatas dapatlah diresapi dan dipahami bahwa Allah memang sangat dekat bahkan terlalu sangat dekat dengan hamba-Nya walaupun Allah tidak terlihat dengan mata telanjang atau secara kasat mata. Ini sesuai dengan apa yang menjadi firman-Nya :
"Dan Kami lebih dekat kepadamu daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat".
( QS. Al-Waqi'ah: 85 ).
Rasulullah saw bersabda :
"Sesungguhnya Allah berfirman: "Barangsiapa memusuhi kekasih-Ku maka AKU ijinkan untuk diperangi. Dan tidak ada pendekatan hamba-Ku kepada-Ku yang lebih AKU senangi dari apa yang telah AKU wajibkan. Dan hamba-Ku tidak berhenti mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah yang sunnah sampai AKU mencintainya. Jika AKU mencintainya maka AKU menjadi pendengaran yang digunakan mendengar, mata yang digunakan melihat, tangan yang digunakan bekerja, dan kaki yang digunakan berjalan. Jika dia memohon kepada-Ku maka pasti akan AKU beri. Dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku maka pasti akan AKU lindungi".( Shahih Bukhari, juz XX, hal.158, no.hadits 6021).
Para
Ulama tasawuf dan para ulama ahli hikmah, menyatakan bahwa pada diri
manusia terdapat 7 (tujuh) nafsu, antara lain :
1.
Nafsul
Amaroh
Yang
mempunyai sifat ; Kikir (pelit), Semaunya sendiri, selalu mengikuti hawa
nafsunya
sendiri.
2.
Nafsul
Lawwamah
Yang mempunyai sifat
; Pemberontak, ujub, riya’, menindas,
berbohong (dusta), Lupa
kepada Allah.
3.
Nafsul
Mulhimah
Yang mempunyai sifat
; Dermawan, lapang dada, rendah hati,
sabar, tabah dalam derita
dan selalu bertaubat.
4.
Nafsul
Muthmainnah
Yang mempunyai sifat
; Tidak kikir, tawakal, ikhlas, syukur
dan ridlo.
5.
Nafsul
Rodliyah
Yang mempunyai sifat
; Keselarasan 4 (empat) unsur yang ada
pada diri manusia kepada
Alloh.
6.
Nafsul
Mardliyah
Yang mempunyai sifat
; Taslim, husnudzon kepada Alloh, selalu
syukur atas nikmat-nikmat
Allah
7.
Nafsul
Kamilah
Yang mempunyai sifat
; Ilmul yaqin, ‘ainul yaqin, haqqul yaqin,
kedermawanan, zuhud, waro’
dan keselarasan dengan Allah SWT
Dekatnya seorang hamba dengan Allah
disebabkan oleh adanya "NAFSU
MUTHMA'INNAH". Seandainya tidak ada nafsu muthma'innah tersebut
niscaya dekat dengan Allah adalah bualan atau sekedar hanya angan-angan belaka.
Sedangkan yang dimaksud dengan NAFSU MUTHMA'INNAH" adalah adanya semangat yang membara dan bersungguh-sungguh yang muncul dalam beribadah. Karena dia dapat merasakan kenikmatan ibadah yang tiada taranya, sehingga muncullah tekad dan keinginan untuk senantiasa semangat dalam melakukan ibadah hanya bermohon keridhoan-Nya dan semata tertuju untuk berlatih menjadi Kekasih Allah dan hanya ingin menjadi “KEKASIH ALLAH SWT”.
Untuk itu dengan memperbanyak dzikrulloh (selalu ingat kepada Allah)
dalam setiap saat dan waktu serta ditambah dengan tafakur/ tadabbur akan
keagungan Allah SWT, hal tersebut dapat membentuk/ menjadikan benteng dari
godaan syaithan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
"Dzikrulloh adalah benteng dari godaan
syaithan"
Banyak cara dan upaya yang dapat kita
lakukan untuk memperbaharui iman kita, yang terkadang naik-turun agar dapat
lebih baik, maupun mengahalau godaan hawa nafsu dan syaithan melalui sarana dzikrulloh dan tafakur, salah satunya adalah :
1.
Mengagumi
kebesaran, keagungan, dan keesaan Allah SWT, atas segala ciptaanNya baik yang
ada di langit maupun yang ada di bumi, beserta seluruh isinya ; Langit yang tak
bertiang, bumi yang menghampar, planet-planet yang tidak pernah bertabrakan,
matahari, bulan, hewan, tumbuh-tumbuhan dan makhluk-makhluk lainnya yang
merupakan bukti dari Kekuasaan Allah SWT.
2.
Kita
harus sadar, bahwa manusia dimuliakan oleh Allah SWT dari makhluk-makhluk
lainnya (Fii ahsani taqwim)
3.
Membaca
dan memahami Al-qur’an, bertasbih, bertahmid, bertahlil, hauqalah, basmalah,
bersholawat atas Nabi dan amaliah-amaliah lain-lainnya.
Tentunya
semua itu harus dilakukan dengan ikhlas dan penuh rasa syukur atas
nikmat-nikmat yang diberikan Alloh SWT, yang apabila kita hitung seluruh nikmat
itu, kita tidak akan mampu menghitungnya (Fabi
ayyi ‘alaa irobbikuma tukadziban), serta hanya mengharap RidloNya. Dengan
demikian selain perintah sholat yang merupakan kewajiban bagi kita semua, untuk
menjaga iman., akhlaqul karimah dan ketaqwaan kita kepada Alloh SWT, yakni
berupaya sekuat tenaga untuk istiqomah terhadap dzikrulloh, tafakur/ tadabbur,
walaupun dalam hitungan atau jumlah yang sedikit akan tetapi terus-menerus/
dawam. Maka Alloh SWT telah berjanji dan berfirman dalam Al-Qur’an (Surat
Al-Ahqaf ayat 13) terhadap orang-orang yang istiqomah di jalan Allah : "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah*) maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita".
*) Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh.
*) Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh.
Artinya
: Tidak takut, kecuali hanya kepada Alloh saja, bila berada dalam jalan
kebenaran (Shirotol mustaqim), dan tidak akan merasa khawatir terhadap
segala ujian dan cobaan Allah kepada dirinya. Karena hanya dengan kembali
kepada Allahlah seluruh permasalahan dapat terselesaikan.
|
Mudah-mudahan
kita semua senantiasa diberikan Taufiq, Hidayah, Rahmat serta keberkahan dari
Allah SWT, agar kita semua senantiasa berada dalam jalan shirotol mustaqim, selalu
berada dalam lindungan dan ridloNya, sehingga kita semua dijadikan
hamba-hamba Alloh yang senantiasa bersyukur, ikhlas, tawadhu, waro’I, husnudzon kepada Allah, dan dijadikan oleh
Allah sebagai hamba yang ahli ‘ibadah, ahlil qur’an yang selalu istiqomah
dalam pengamalannya. Kita bermohon agar kita semua dikaruniai panjang umur,
sehat wal afiat untuk ‘ibadah, dimudahkan rizqi yang halal dan berkah, dan
menjadi keluarga yang sakinah mawaddah
wa rohmah dengan anak-anak yang soleh-solihah yang berbakti kepada kedua
orang tuanya.
Wallahu 'alam bish-showab
Wassalamu
‘alaikum wr.wb. Semoga bermanfaat
|
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !