PERTANYAAN MALAIKAT MUNKAR-NAKIR DI DALAM KUBUR
Assalamu ‘alaikum wr.wb,
Ma’asyiral muslimin wal muslimat, wal mu’minin wal mu’minat, para pecinta dakwah islamiyah DKM-Masjid At-taqwa yang dirahmati oleh Allah Swt. Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan, rahmat, keberkahan dari Allah azza wa jalla, yang tidak henti-hentinya kita bersyukur atas seluruh ni’mat-ni’mat yang telah dicurahkan oleh Allah Yang Maha Rahmaan-Rahiim kepada kita sekalian. Sehingga pada saat ini kita masih diberi kesempatan untuk beribadah dan beraktivitas dalam rangka mengabdi sebagai hamba kepada Sang Khaliq Maha Pencipta seluruh alam jagad raya ini. Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada junjunagn kita semua , panutan seluruh makhluk, baginda Nabiyullah, Rasulullah Saw, juga pada keluarga, para sahabatnya dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Pembaca yang budiman, Dalam perjalanan hidup manusia pasti ada akhirnya, yakni maut atau kematian. Karena “Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian/maut” Dalam perjalanan manusia dari alam dunia menuju kea lam akhirat, banyak pesinggahan/stasiun yang harus dilalui. Stasiun-stasiun perjalanan Akhirat, disebutkan bahwa sakratul maut adalah stasiun yang pertama, dan alam kubur adalah stasiun yang kedua. Di alam kubur terdapat tiga perjalanan terjal yang harus dilalui oleh manusia dalam perjalanannya menuju alam akhirat, yaitu : Kesepian di alam kubur, siksaan dan himpitan kubur, dan ketiga adalah pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Dan ini adalah bagian yang terakhir dari jalan-jalan terjal yang harus dihadapi oleh manusia. Untuk selanjutnya manusia akan memasuki stasiun yang ketiga yaitu alam Barzakh.
Imam Ja’far Ash-Shadiq ra berkata :
“Barangsiapa yang mengingkari tiga hal, ia bukan pengikutku yakni , mi`raj Nabi Muhammad saw, pertanyaan di alam kubur, dan syafaat Nabi Muhammad saw.”
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa pasti akan datang pada seorang mayit dua malaikat yang menakutkan, suaranya seperti halilintar, pandangan matanya seperti kilat petir yang menyambar. Mereka akan bertanya kepada sang mayit : Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu, dan apa agamamu? Mereka juga akan menanyakan tentang wilayah dan imamah, yakni kepada siapa ia berwilayah dan berimam. Pertanyaan-pertanyaan itu akan sangat sulit dijawab oleh seorang mayit, dan untuk menjawabnya ia butuh pertolongan.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa pasti akan datang pada seorang mayit dua malaikat yang menakutkan, suaranya seperti halilintar, pandangan matanya seperti kilat petir yang menyambar. Mereka akan bertanya kepada sang mayit : Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu, dan apa agamamu? Mereka juga akan menanyakan tentang wilayah dan imamah, yakni kepada siapa ia berwilayah dan berimam. Pertanyaan-pertanyaan itu akan sangat sulit dijawab oleh seorang mayit, dan untuk menjawabnya ia butuh pertolongan.
Dua malaikat Munkar dan Nakir menanyakan mayit dalam dua keadaan :
Pertama : Ketika mayit dibaringkan di kubur.
Yang utama saat membaringkan mayit, tangan kanan ditelakkan pada bahu kanan, dan
tangan kirinya pada bahu kiri.
Kedua : Sesudah mayit dikuburkan.
Disunnahkan bagi walinya atau keluarga terdekatnya sesudah para pengantar meninggalkan kuburnya, mereka duduk di dekat kepalanya dan mentalqin dengan suara yang agak keras, meletakkan kedua tangannya ke kuburnya, dan mendekatkan mulutnya ke kuburnya. Hal ini juga dapat diwakilkan kepada orang lain.
Ketika putera Abu Dzar yaitu Dzar meninggal, Abu Zar duduk di atas kuburnya, kemudian ia mengusapkan tangannya ke kuburnya, lalu ia berkata :
“Semoga Allah menyayangimu wahai Dzar. Demi Allah, jika kamu termasuk anak yang berbakti kepadaku, engkau telah dipanggil oleh TuhanMu dan aku ridha padamu. Demi Allah, aku ridha atas kepergianmu dan ridha kepada Yang Memanggilmu, aku tidak mengharap hajatku kepada selain Allah, kalau sekiranya datang kepadamu hal yang menakutkan, aku bahagia sekiranya Allah menggantikan keadaanmu padaku. Aku sedih kalau engkau memperoleh kesedihan. Demi Allah, aku tidak menangisi kepergianmu, tetapi aku menangisi apa yang akan terjadi padamu. Aduhai apa yang telah kukatakan? Dan apa yang dikatakan padamu? Ya Allah, aku telah memberikan kepadanya hakku yang Kau wajibkan atasnya, maka karuniakan kepadanya hak-Mu yang Kau wajibkan atasnya, dan Engkau lebih berhak dariku untuk mengkaruniakan kedermawanan dan kemuliaan.”
Ketika putera Abu Dzar yaitu Dzar meninggal, Abu Zar duduk di atas kuburnya, kemudian ia mengusapkan tangannya ke kuburnya, lalu ia berkata :
“Semoga Allah menyayangimu wahai Dzar. Demi Allah, jika kamu termasuk anak yang berbakti kepadaku, engkau telah dipanggil oleh TuhanMu dan aku ridha padamu. Demi Allah, aku ridha atas kepergianmu dan ridha kepada Yang Memanggilmu, aku tidak mengharap hajatku kepada selain Allah, kalau sekiranya datang kepadamu hal yang menakutkan, aku bahagia sekiranya Allah menggantikan keadaanmu padaku. Aku sedih kalau engkau memperoleh kesedihan. Demi Allah, aku tidak menangisi kepergianmu, tetapi aku menangisi apa yang akan terjadi padamu. Aduhai apa yang telah kukatakan? Dan apa yang dikatakan padamu? Ya Allah, aku telah memberikan kepadanya hakku yang Kau wajibkan atasnya, maka karuniakan kepadanya hak-Mu yang Kau wajibkan atasnya, dan Engkau lebih berhak dariku untuk mengkaruniakan kedermawanan dan kemuliaan.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq ra berkata :
“Jika seorang mukmin dimasukkan ke kuburnya, shalatnya berada di sebelah kanannya, zakatnya di sebelah kirinya, kebajikannya menaunginya, dan kesabarannya di sisinya. Ketika malaikat Munkar dan Nakir datang yang pertanyaannya ditakuti, maka kesabarannya berkata pada shalatnya, zakat dan kebajikannya, akulah yang akan mendampinginya jika kamu tidak mampu mengahadapinya.
Imam Ja’far Ash-Shadiq ra dan Imam Muhammad Al-Baqir ra berkata:
“Jika seorang hamba yang mukmin meninggal, maka masuklah bersamannya ke kuburnya enam wujud makhluk. Pada wujud makhluk itu nampaklah kebaikan wajahnya, keindahan keadaannya, keharuman baunya dan kebersihan bentuknya. Satu wujud berdiri di sebelah kanannya, satu wujud lagi berdiri di sebelah kirinya, satu wujud lagi di belakangnya, dan wujud yang lain di depannya, dan wujud yang paling baik berada di atas kepalanya. Ketika wujud keburukan datang dari sebelah kanan, maka wujud yang di sebelah kanan melindunginya dari arah kanan, demikian juga wujud-wujud yang lain menyelamatkan dari enam arah. Lalu wujud yang paling baik itu berkata kepada yang lain : siapakah kamu, semoga Allah membalas kebaikanmu.
Yang di sebelah kanan menjawab : aku adalah shalat.
Yang di sebelah kiri menjawab : aku adalah zakat.
Yang di depan menjawab : aku adalah puasa.
Yang belakang menjawab : aku adalah haji dan umrah.
Yang di arah kaki menjawab : aku adalah kebajikan dari menyambungkan silaturrahim.
Kemudian wujud-wujud yang lain bertanya kepada wujud yang ada di atas kepalanya: Siapakah kamu? Wajahmu paling baik di antara kami, paling harum baunya, paling indah keadaannya. Wujud itu menjawab : aku adalah wilayah kepada keluarga Muhammad saw.”
Tentang keutamaan berpuasa di bulan Sya’ban disebutkan dalam suatu riwayat :
“Barangsiapa yang berpuasa sembilan hari di bulan Sya’ban, malaikat Munkar dan Nakir akan bersikap lembut saat bertanya kepadanya.”
Semoga bermanfaat. Mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba Allah yang senantiasa yang bersyukur, bertaqwa, dan diberikan kekuatan untuk dapat melaksanakan perintah-perintahNya, menjauhkan dari segala yang dimurkaiNya, menjalankan sunnah-sunnah penghulu kita Rasulullah Saw. Yang pada akhirnya kita mengharap RidloNya, agar kita selamat di dunia maupun di akhirat kelak amiin….yaa robbal ‘alamiin.
Wallahu ‘alam bish-showab.
Wassalamu ‘alaikum wr,wb. (***SPU)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !