Manusia telah diciptakan oleh Allah
SWT tersusun dari dua unsur, unsur ardli dan unsur samawi. Unsur ardli
membentuk jasad sebagai bentuk fisik manusia yang terbuat dari saripati
tanah. Seandainya kita membuat penelitian dengan cara mengambil
segenggam tanah kemudian diuraikan secara kimiawi, kemudian
kitapunmengambil sepotong tubuh manusia yang diursaikan juga secara
kimiawi, maka unsur-unsur yang ada adalah tubuh manusia tersusun dari
unsur-unsur yang ada pada tanah.
Para sarjana kimiawi menyebutkan beberapa unsur yang
ada pada tubuh manusia itu diantaranya : karbon yang cukup membuat 9000
buah tangkai pena, fosfor yang cukup membuat 2000 kepala tangkai korek
api, serta zat-zat lain seperti, besi, kapur, posatium, garam,
magnesium, gula dan belerang. Sedangkan pada unsur samawi. Allah SWT
telah meniupkan ruh kepada jasad yang sudah dibentuk-Nya, Allah SWT
berifirman ddalam Surat Sajdah ayat 9 : "Kemudian Dia menyempurnakan
ciptaan-Nya , setelah ditupkannya ruh kedalamnya dan setelah itu Allah
menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati".
Dengan ruh inilah Allah SWT telah memuliakan
manusia, karena dengan unsur inilah manusia dapat hidup, bisa mengerti,
mengingat, berfikir, mengetahui, berkehendak, memilih, mencintai, dan
sebagainya. Ayat diataspunmengisyaratkan kepada kita, telinga bisa
berfungsi sebagai pendengaran, matra bisa berfungsi sebagai penglihatan
dan hati bisa berfungsi sebagai alat untuk memahami apabila ruhitu telah
ditiupkanoleh Allah.
Seandainya manusia mati,ruhnya dicabut oleh Allah
SWT, maka mata, telinga dan hati tidak ada artinya, manusia tidak lagi
dapat bergerak, merasakan sesuatu, berkehendak, berfikir, memililih,
mencintai dan sebagainya.
Begitu pentingnya ruh bagi jasad kita, dan begitu
berpengaruhnya terhadap sikap perbuatan kita, pantas saja kalau ada
sebagaian dari manusia ingin mengunghkapkan misteri ruh ini. Tepatnya di
tahun 1882 dibentuklah Persatuan Pembahasan Ruh di Inggris. Mereka
bekerja keras dengan penuh ketelitian, ketekunan dan penuh kesungguhan
mengatakan penelitian-penelitian untuk mengungkapkan misteri ini , akan
tetapi berakhir dengan ketidakpuasan. Pantas saja dalamAl-Qur’an Surat
Al-Isra ayat 85 Allah SWT menegaskan bahwa ruh itu urusan-Ku dan
menuasia tidak diberikan ilmu tentangnya kecuali sedikit saja.
Ayat ini menurut riwayat Bukhari yang bersumber dari
ibnu Mas’ud ternyata berkaitan dengan segolongan dari kaum Yahudi yang
ingin tahu tentang ruh. Ketika itu Rasulullah sedang berjalan-jalan di
Madinah beserta Ibnu Mas’ud, seorang dari mereka berkata: "Mari kita
bertanya kepadanya". Setelah berjumpza , mereka bertanya : " Cobalah
terangkan kepada kami tentang ruh", Rasulullah terdiam sejenak,
terlihat beliau sedang mendapatkan wahyu dari Allah. Kemudian beliau
bersabda: Ar-Ruh min amri Rabbi wamaa utitum minal ilmi illa qalila",
ruh ituurusan Allah dan Dia hanya sedikit memberikan ilmunya kepada
kita.
Berdasarkan penjelasan Al-Qur’an, ternyata ruh dan
jiwa itu mempunyai pengertian yang sama. Allah SWT berfirman dalam
Qur’an surat Az Zumar ayat 42 : "Allah yang mengambil jiwa (ruh)
manusia ketika wafatnya dan ketika tidurnya sebelum wafat, lalu
ditahannya jiwa (ruh) yang sudah wafat, serta dikembalikan jiwa (ruh)
yang lain ( yang sedang tidur) sampai waktu yang ditentukan". Dan Al Qur’an surat Al-An’am ayat93 : "Alangkah
dasyatnya apabila engkau melihat orang-orang yang menganiaya itu sedang
merasakan tekanan sakratul maut dan malaikat telah mengembangkan
tangannya sambil berkata : Lepaskanlah jiwamu (ruhmu)".
Kata nafs yang bentuk jama’nya anfus
menurut dua ayat diatas sama pengertiannya dengan ruh, jiwa, sukma atau
nyawa. Al-Qur’an mengungkapkan lebih jauh lagi tentang sifat-sifat
dari jiwa ini, ada yang disebut nafs amarah bissu’ ( jiwa yang selalu
mengajak kepada keburuhkan), nafs lawwamah ( jiwa yang suka mencela
dirinya sendiri) dan nafs muthmainnah ( Jiwa yang tenang). Nafs ini
membentuk sifat dan tabiat manusia. Ada manusia yang tabiatnya buruk (
berakhlak tercela, berbudi kasar dll sb), hal ini disebabkan oleh nafsu
yang telah mengalahkan kesucian yang murni dan masih asli tetapi ada
juga orang yang berbudi luhur ( berakhlak mulia, berbuat kebenaran,
keadilan, keindahan dan kesempurnaan perilaku dlsb), hal ini karena ia
telahmampu mengekang syahwatnya serta mengatasi segala macam kekurangan
dankerendahan jiwanya dan iapun sudah sampai pada tingkat yang luhur
dalam persoalan penjagaan jiwanya, ia dapat memerangi hawa nafsunya dan
bersih dari pengaruh itu.
Nafsu pada tabiat taslinya selalu mengajak kepada keburukan, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'’n surat yusuf ayat 53 : "Sesungguhnya nafsu itu suka sekali menyuruh kepada keburukan".
Akan tetapi nafsu itupun dapat diarahkan untuk
berbuat kebaikan dan mencegah keburukan apabila nafsu itu diberi
pelajaran dan pengajaran yang baik serta dididik dengan keagamaan serta
diajak untuk meneliti berbagai percontohan dan suri teladan yang baik
yang ada di sekitarnya. Pantas saja kalau Allah SWT berfirman: " Dan
jiwa dan apa yang oleh Allah dijadikan untuk menyempurnakannya. Maka Ia
mengilhamkan kepadanya yang salah dan yang taqwa (benar), maka sungguh
beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan sungguh merugilah yang
mengotori jiwanya". (QS.As-Syams : 7-10)
Ayat-ayat diatas menyatakan bahwa dalam penciptaannya
(jiwa) itu Allah telah mengilhamkan jalan kefasikan dan ketaqwaan
kepadanya. Beruntunglah bagi orang yang mau menjaga dan membina untuk
kesucian jiwanya dan rugilah orang yang tidak mau menjaga dan membina
jiwanya, membiarkan dan mengotorinya. Jalan untuk menjaga dan membina
jiwa banyak tantangan dan godaan, sedangkan jalan untuk mengotorinyaq
mudah dan tanpa perjuangan.
Menjaga dan membina jiwa hanya dapat dengan tunduk
kepada semua aturan Allah, beribadah kepada-Nya, selalu ingat dan
bertaqarrub kepada-Nya, melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Dengan itulah jiwa terbina membentuk pribadi yang
teguh memegang kebenaran dan keadilan untuk mencapai kesempurnaan hidup,
kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak, Insya Allah. Jiwa inilah yang
akan mencapai ketenangan dan ketentraman dan jiwa inilah yang akan
mendapatkan penghormatan yang tinggi dan agung mendapatkan panggilan
yang penuh rindu dan kasih sayang-Nya :"Wahai jiwa yang penuh
ketenangan, kembalilah kepada Tuhanmu dengan penuh kesenangan
dankeridhlaan-Ku, masuklah menjadi hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku"
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !