“MEMBICARAKAN ORANG LAIN ADALAH
SANTAPAN SYAITHAN”
Iblis
berkata, "aku memiliki sebuah perjamuan yang dihadiri oleh orang-orang
yang suka berbohong, yang membicarakan orang lain. Mereka akan dilayani oleh
para pelayan dalam perjamuan ini menghidangkan kepada mereka makanan-makanan
dari daging busuk dan minuman dari darah.
Dan yang menyenangkan adalah perjamuan ini ada di setiap rumah-rumah dan
disetiap pembicaraan-pembicaraan, terutama kaum perempuan yang disetiap tempat semakin
banyak yang membicarakan orang lain." Celaka bagi kita yang telah membuka
pintu sehingga jatuh ke pangkuan iblis, dan memakan daging busuk yang
dihidangannya.
“Aku
meminta perlindungan Allah dari kejahatan iblis yang terkutuk sehingga aku
tidak jatuh dalam perbuatan membicarakan orang lain (ghibah)”. Jika seseorang
mengetahui batasan dan kehinaan membicarakan orang lain, maka mustahil dia
tercemar hatinya dengan perbuatan tercela ini. Rasulullah SAW bersabda,
"membicarakan orang lain adalah menyebutkan kelemahan saudara-saudaranya
yang menyebabkan dia tidak senang dan jika sifat ini ada pada dirinya maka dia
tidak akan senang jika dibicarakan.
"Menggunjing
orang lain atau ghibah adalah seperti engkau memakan daging saudaramu yang
telah meninggal. Bayangkanlah seseorang yang duduk dalam majlis ghibah atau
sibuk membicarakan orang lain atau mendengarkan aib orang lain.
Jika
mata batin kita dibuka maka kita akan menyaksikan mereka tangan-tangan dan
mulut-mulut mereka berlumuran darah dan potongan-potongan daging busuk
berceceran di kepala dan diatas bajunya dan tentunya kita akan merasa takut
dengan pemandangan ini.
Nabi
SAW bersabda, "Pada malam
mi’raj, aku melewati sebuah kaum yang menyakar wajah-wajah mereka sendiri
dengan kukunya. Aku bertanya kepada Jibril AS, siapa mereka ini ?. Dia menjawab,
"orang-orang yang membicarakan orang lain."
Berkenaan
dengan orang-orang yang selalu membicarakan orang lain, Allah SWT dalam
Al-Qur'an berfirman, "Janganlah kalian membicarakan orang lain,
karena tidak satupun dari kalian yang suka memakan daging saudaranya yang telah
meninggal, maka jauhilah perbuatan itu.”(QS.Al-Hujarat:12)
Walupun
kita tidak suka memakan daging saudara kita yang telah meninggal tetapi kenapa
masih terperdaya oleh setan dan tetap membicarakan aib orang lain?. Kita telah
memberikan kebebasan kita kepada iblis, sehingga membawa kita kemanapun dia
suka, dan kemudian melumuri kita dengan semua perbuatan buruk.
Jika
kita hanya melihat kepada Al-Qur'an dan mengikuti perintah-perintahnya, maka
mustahil kita seperti manusia yang terhipnotis dan dengan mudahnya mengikuti
iblis dengan menyakiti orang lain demi kesenangan iblis. Kapanpun, ketika kita
ingin membuka aib orang lain, maka berkacalah di depan cermin dan pertama
benahilah aib-aib kita dahulu. Kita bersihkan debu dan kotoran dalam hati kita,
dan cucilah dengan air taubat tempat sarang setan dihati kita, dan untuk
masuknya cahaya Allah kita terangi hati kita dengan pelita, untuk kecintaan
kelezatan ma’nawi ini, kita sembelih hawa nafsu kita, sehingga Allah menguasai
hati kita, dan menjadi raja dihati kita, dan kita hanya mendengarkan
perintah-Nya dan hanya menginginkan keridhaannya dalam hati kita
Wallahu
‘alam Bish-showab. Semoga bermanfaat
SPU***)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !