Bismilahirrohmanirrohim
Assaamualaikum Wr. Wb.
Saudaraku se-Iman, marilah senantiasa bersyukur atas berbagai limpahan rahmat, nikmat dan karunia dari Allah SWT yang tak terhitung jumlah berbagai nikmat tersebut. Terutama Islam, Iman dan Ihksan senantiasa kita tingkatkan amalan ibadah lain terus menerus hingga kita dipanggil Rabby, menjadikan khusnul qhotimah, amin... ya rabal alamin.
Selawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW atas berbagai suritauladan, kepada keluarga, para sahabat dan umat serta hingga kita semua semoga tetap teguh dan istiqomah memagenag risalah-Nya, amin.
Saudaraku dimanapun berada, pada pengajian bulanan di asuh oleh KH Mussyofa pada Minggu (24/4/013) mengajak para umat Islam untuk senantiasa menuntut ilmu agama merupakan fardu ain yang merupakan kewajiban bersama untuk mencari ilmu.
Namun ilmu yang bagaimana ? Tentu ilmu berdasarkan Alquran, Al Hadist, Ijma Ulama dan Kias Ulama. Jangan sampai ilmu-ilmu tersebut membahayakan diri sendiri termasuk diantaranya adalah ilmu tercela seperti sihir, nujum/perama dan filsafat menyimpang.
Sebab para malaikat Allah sendiri, dijelaskan KH Mussyofa memberikan bagi mereka mencari ilmu akan mendapatkan ridho kepada orang mencari ilmu dan mendoakan mereka tengah mencari ilmu dimajelis-majelis ilmu taklim.
Keberkahan lain, Allah menjanjikan akan melapangkan orang yang mencari ilmu bahkan akan memberikan surgaNya. Tentu ilmu-ilmu itu adalah sesuai dengan ajaran Allah SWT dan Rosul Nabi Muhammad SAW.
Tentu ilmu yang dituntut adalah sesuai dengan ketantuan Allah SWT dan Rosululah Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan di Al-quran pada surat Al-Mujadalah artinya, Wahai orang-orang beriman, jika dikatakan kepada kamu, lapangkanlah olehmu dalam majelis, maka lapangkanlah olehmu, maka Allah akan melapangkan kamu. Dan jika dikatakan kepada kamu semua , maka bangkitlah kamu, maka akan mengangkat Allah orang beriman dari kamu, dan orang-orang yang diberikan ilmu dan diangkat derajatnya oleh Allah. Dan sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu dan maha tinggi.
Sudah barang tentu, menurut KH Mussyofa menuntut ilmu adalah bersifat wajib bagi umat Islam, termasuk menuntut imu di majelis-majelis, menjalankan perintah Allah dan Rosulnya, senantiasa bangkit menegakkan agama Allah, mencegah kemungkaran dan orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Hal ini mendasari seseoran beriman harus senantiasa untuk terus menuntu illmu selain Allah menjanjikan tentang surga dan juga akan mengangkat seseorang ber-ilmu diangkat derajat dunia dan akherat. Namun ilmu disini adalah sesuai dengan tuntunan Allah dan Rosul Nabi Muhammad SAW.
Kemudian dijelaskan bagi mereka ber-ilmu, para malaikat ridho kepada orang mencari ilmu dan mereka ber-ilmu senantiasa akan mendoakan umat sebagai saudara-nya.
Oleh karena itu, perlu berhati-hati dengan ilmu Allah kemudian menjadi ulama adalah sebagai pewaris Nabi Muhammad SAW jadilah ulama akherat yakni, tidak mencari dunia untuk ilmunya, dipergunakan untuk kepentingan dirinya dunia dan akherat , keluarga dan orang lain atau umatnya, ucapannya tidak bertentangan dengan kelakukannya, ilmunya dicurahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tidak suka berfoya-foya, pakain, rumah, makanan dan sebagainya, menahan diri dari penguasa dan landasan ilmunya taqlit kepada Nabi Muhammad SAW.
KH Mussyofa mengambil berbagai contoh ulama/ustad, saat ini lebih banyak mengedepankan urusan dunia dibandingkan dengan urusan akherat. Karena dirinya acap kali mendengar sejumlah ulama/ustad tertentu saat untuk diminta berdakwa ke suatu tempat selalu mengedepankan nilai uang bahkan harus memakai uang muka alias dana muka (DP).
Jika ini terus berkembang, dia mengingatkan agar nilai-nilai agama ini jangan dijadikan komoditas ber-orentasi profit. Jika ini terus menerus dikembangkan bahkan menjadi tujuan hidup orang ber-ilmu, maka celakalah.
Sebab ulama/ustad praktek-praktek seperti ini, kalau terus dibiarkan cepat atau lambat Allah murka, bahkan akan menjadikan umat bingung, karena itu jauhilah praktek-praktek ulama/ustad mengkomersilkan nilai-nilai dahwa dengan dunia.
Jika ini terus berlanjut bahkan berkembang biak dakwa ukuran dunia, sungguh sangat naif, subhanallah semoga Allah SWT tidak segera menimpakan azab atas orang ber-ilmu berdakwah dengan cara mencari kehidupan dunia.
Mari kita berdoa, semoga kita semua dijauhkan menukar ayat Allah dan Rosullulah Nabi Muhammad SAW menjauhkan dahwa mengejar kepentingan dunia. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Semoga kita dalam lindungan Allah SWT, amin.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !