Headlines News :
Home » » BUKA LEBAR PINTU MAAFMU

BUKA LEBAR PINTU MAAFMU

Written By Unknown on Senin, 01 April 2013 | 21.58





BUKA LEBAR PINTU MAAFMU

 
Assalamu ‘alaikum wr.wb,

Para sahabat DKM Masjid At-taqwa yang dirahmati Allah Swt, semoga kita semua senantiasa berada dalam rahmat, lindungan dan keberkahan Allah Swt. Sehingga saat ini kita masih diberikan umur panjang, sehat wal afiat, dan dapat melaksanakan seluruh aktivitas keseharian kita. Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, juga kepada keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Mudah-mudahan kita menjadi hamba-hamba Allah yang taat atas PerintahNya dan senantiasa menegakkan sunnah-sunnah Rasulullah Saw hingga akhir hayat kita. Amiin.....yaa Robbal 'alamiin....


Memang, melupakan sekaligus memaafkan kesalahan orang lain termasuk perbuatan yang sangat berat. Seolah-olah pekerjaan memindahkan sebuah gunung dan bukit. Apalagi luka yang mereka ukir di dalam sanubari kita begitu dalam dan lebar. Sepertinya mudah di ucapkan tapi tidak semua orang mampu melakukan dengan ikhlas. Namun kita tetap di tuntut untuk memaafkannya, terlebih ketika dia sudah meminta maaf kepada kita.

Mengapa demikian? Bukankah kita ketika berbuat salah juga ingin dimaafkan? Karena itu maafkanlah.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda :

“Barangsiapa yang didatangi saudaranya yang hendak meminta maaf , hendaklah memaafkannya, apakah ia berada dipihak yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal tersebut (memaafkan) , niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat)” (HR. Al-Hakim).

“Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas, maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan (HR. Ath-Thabrani).

“Barangsiapa senang melihat bangunannya dimuliakan, derajatnya di tingkatkan, maka hendaklah dia mengampuni orang yang bersalah kepadanya, dan menyambung (menghubungi) orang yang pernah memutuskan hubungannya dengan dia “ (HR. Al-Hakim).

“Jika hari kiamat tiba , terdengarlah suara panggilan, “Manakah orang-orang yang suka mengampuni dosa sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-Mu dan terimalah pahala-pahalamu. Dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga.” (HR. Adh-Dhahak dari ibnu Abbas ra).

Fudail bin Iyad berkata : “Jiwa kesatria ialah memafkan kesalahan-kesalahan saudaranya.”

Anas ra berkata : “Ketika Rasulullah shalallahu alaihi wassallam duduk diantara kami, tiba-tiba ia tersenyum sehingga nampak gigi serinya, maka umar bertanya : ”Apakah yang menyebabkan tertawamu Ya Rasulullah ?”
Jawab beliau : ”Ada dua orang berlutut di hadapan Allah Rabbul Izzati. Lalu yang satu berkata : ”Aku menuntut hak-ku yang dianiaya oleh kawanku itu.” Maka Allah menyuruh orang yang menganiaya : ”Kembalikan haknya”. Orang itu menjawab : ”Tiada sesuatupun hasanahku (kebaikanku)”. Maka berkatalah orang yang menuntut itu : ”Suruhlah ia menanggung dosaku”.

Tiba-tiba Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mencucurkan airmatanya menangis sambil bersabda :

“Nabi Muhammad Saw bersabda kepada Uqbah : “ Ya Uqbah maukah engkau kuberitahukan tentang akhlak penghuni dunia akhirat yang paling utama? “Apa itu Ya Rasulullah?. “ Yaitu menghubungi orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang yang menahan pemberiannya kepadamu, memaafkan orang-orang yang pernah menganiayamu “ (HR. Al-Hakim).  

Sementara itu, kalau dia belum mau taubat dan minta maaf, maka doakanlah agar suatu saat dia menyadari akan kesalahan yang dia lakukan, dan bertaubat atasnya. Kalau kita tidak mau memafkannya, sama artinya kita membiarkannya menanggung dosa dan berjalan menuju ke neraka. Jika demikian alangkah naifnya kelak kita di hadapan Allah Swt.
Janganlah kita bersikukuh untuk enggan memaafkan orang lain, karena akan menyebabkan dosa kita tidak pernah diampuni oleh Allah azza wa jalla. Bukankah ini merupakan kerugian besar yang menimpa seseorang?!

Allah Swt berfirman :

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS An-Nuur :22)

“Barangsiapa yang tidak mau memberi ampun kepada orang, maka ia tidak akan di beri ampun “ (HR. Ahmad dari Jabir bin Abdullah ra)

Mari kita belajar dari sifat Maha Pemaaf Allah azza wa jalla kepada para hamba –Nya, yang telah membunuh para wali-Nya. Sifat pemaaf Rasulullah Saw pada umat yang menyakitinya. Teladan para sahabat Radhiyallahu anhuma yang mau berlapang dada kepada saudaranya yang telah menyinggung perasaannya.

Inilah ucapan Nabi Yusuf as kepada saudaranya, ketika mereka minta maaf atas kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu : “Ucapkanlah ucapan kasih sayang padanya”. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an : “Pada hari ini tidak ada cercaan kepada kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara Penyayang.” ( QS: Yusuf : 92)

Para sahabat, mudah-mudahan kita semua mampu menjadi hamba-hamba yang pemaaf atas segala kesalahan dan kealpaan orang lain kepada kita. Sehingga sifat pemaaf ini, merupakan sarana riyadhah perjuangan untuk melawan hawa nafsu yang selalu merongrong kita untuk berbuat hal yang dimurkai Allah Sw, apalagi para syaithan selalu membujuk dan menghembus-hembuskan kesesatan dalam hawa nafsu kita. Kita berharap agar Sifat Allah Ash-Shobur dapat meresap dalam diri kita sebagai hambaNya, Karena Dia adalah Maha Pemaaf segala-galanya.

Wallahu ‘alam bish-showab. Semoga bermanfaat.
Wassalamu ‘alaikum wr.wb. (SPU***)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Template | Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dakwah DKM MASJID AT' TAQWA - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Zack Template