بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Saudara seiman di manapun berada, berpuluh-puluh tahun kami semua warga perumahan Bumi Ciluar Indah (BCI), Kelurahan Ciuar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor mengucap syukur atas berbagai nikmat Islam, Iman dan Ihksan. Dibalik rasa syukur selain tersebut juga tak kalah bangganya yakni setelah memiliki masjid Attaqwa, semoga menjadi sarana menuju ridho Allah SWT. Amin.
Selawat serta salam semoga tercurah dan limpahkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW kepada keluarga dan para sahabat dan hingga kita semua senantiasa dalam istiqomah untuk memegang risalah-Nya, amin.
Sauaraku Isyaallah dirahmati Alllah, perjalanan panjang warga BCI meulai sejak tahun 1993 ingin memiliki sebuah tempat ibada bernama masjid, di lokasi perumahan dengan menempati areal seluas 2 hektare sekitar dihuni 126 Kepala Kelurga (KK) berlokasi di Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Wilayah permukiman dengan berbatasan wilayah Sukaraja, Kabupaten Bogor sangat jauh perhatian dari Pemkot Bogor terutama akses jalan aspal bila dibandingkan wilayah yang bukan perbatasan dengan daerah lain.
Dengan penghuni berbagai macam latar belakang dan suku, warga perumahan BCI cukup heterogen dengan segala macam pernik-pernik kehidupan bagi warganya.
Seiring dengan pertambahan penghuni menggelora untuk segera merealisasikan tempat peribadahan yang sebagian besar beragama Islam, sudah barang tentu para pendahulu/perintis pendiri ibadah di BCI cukup keras mengusahakan tempat ibadah bernama masjid amat sangat bersemangat.
Tatkala sebagian kecil penghuni menempati rumah, dibentuklan Rukun Tetangga (RT) Ketua, Sekretaris, Bendara, yang dibentuk oleh aparat desa (belum kelurahan seperti sekarang ini) oleh Kepala Desa (Kades) dijabat Ismail, sambil menunggu jumlah hunian warga perumahan BCI penuh.
Dipandang perlu sudah cukup, akhirnya pada pemerintahan Kades Ang Ang alias Supriadi telah membentuk kepengurusan Rukum Warga (RW). Dengan dibentuklah RW 08 dan dibantu 4 RT, RT.1,2,3, dan 4..
Seusai dibentuk kepengurusan RW dan 4 RT, warga mulai berfikir keras untuk mewujudkan tempat ibadah, dengan semangat menggelora ditambah dengan hubungan familiar, sudah barang tentu dimanfaatkan pendekatan oleh Johan Ghaus saat menjabat Ketua RW 08 pertama, guna memohon sebidang tanah ke developer perumahan untuk pendirian masjid di wilayah perumahan BCI tersebut.
Alhasil, perjuangan panjang dan melelahkan sebidang tanah hibah dari pengembang perumahan bagi pendirian masjid berlokasi di RT.03, kemudian dengan berbagai keterbatasan warga yang tinggal di sana.
Dibentuklah panitia pembangunan masjid dengan mencontoh proposal bawaan dari Sekretaris RW pertama dibentuk Subagiyo. Akhirnya bermusyawarah alot panjang bahkan acap kali terjadi debat sengit, sebab semula flor memiih Ikin Sadikin untuk menjadi ketua panitia pembangunan masjid dan sekaligus disepakati bernama Attaqwa. Tapi yang bersangkutan tak bersedia dengan alasana dirinya hanya minta didudukkan sebagai penasehat pembangunan masjid saja.
Kemudian terjadi Deadlock (jalan bantu) pada pemilihan ketua pembangunan masjid dan berkat kesepakatan bersama akhirnya memilih Amir Syamsudin warga di RT.04 menjadi ketua panitia pembangunan Masjid Attaqwa.
Alhamdulilah masjid Attaqwa megah berdiri dengan segala cerita manis dan pahit menghiasi masjid yang kini sudah berusia puluhan tahun mulai dari mencari dana disebar ke berbagai dinas/instansi pemerintah masing-masing warga diwajibkan untuk membantu demi terbangunnya masjid itu.
Awal sebelum.memiliki Masjid Attaqwa, para jamaah berusaha menempati dari rumah ke rumah warga yang belum ditempati. Termasuk yang mengarsiteki bangunan masjid tersebut bernama Rudi sempat lama rumahnya ditempati untuk kegiatan ibadah.
Kemudian pindah dan pindah, sampai-sampai sudah tidak ada lagi rumah dipergunakan untuk tempat beribadah, lokasi lapangaan menjadi pilihan dijadikan tempat ibadah. Lapngan berlokasi di RT.01 sempat menjadi alternatif dijadikan tempat ibadah warga, terdengar lucu saat tengah-tengah sholat berjamaah hujan ....warga ngacir dan membubarkan diri lantaran hujan mengguyur tempat ibadah di lapangan itu..
Dengan semangat pantang mundur menggelora terus untuk segera memiliki masjid saat itu, mengingat saat Jumatan maupun sholat Terawih, Idul Fitiri, dan Idul Adha selalu menggabung ke masjid Pondok Aren Al ,Ijtihad, ternyata impian sekaligus harapan, berkisar 5 tahun terwujud secara bertahap.
Hal ini tidak lepas dari semangat warga muslim di BCI cukup tinggi untuk segera mewujudkan memiliki masjid, dan kini telah terkabul dengan Masjid Attaqwa represntatif selalu terbuka umat Islam BCI dan jamaah Islam lain.
Walau dengan susah payah impian dan harapan untuk memiki masjid terwujud, alhamdulillah dengan segala cerita manis dan pahit dalam pengerjaan pembangunan Masjid Attaqwa selesai berlantai dua menyimpan sejuta kenangan bagi para panitia, mulai dari cara penggalangan pendanaan pembangunan masjid sampai-sampai warga mendapatkan target uang tertentu demi pembangunan masjid yang amat sangat didambakan warga kala itu.
Sturktur kepengurusan sejak DKM masjid Attaqwa pertama menjabat yakni, Satya Pria Utama, H. Kudang B Abdullah Seminar, H. Tri Atmodjo, Muchtar Lintang, H. Kudang B. Abdullah Seminar dan Subagiyo.
Namun menjadi fikiran sekarang bagi warga BCI adalah untuk mengurus dan memakmurkan masjid bersama-sama kita cintai dengan segala kemampuan umat Islam.Bisakah, insya Allah dengan ridho Allah kita bisa memakmurkan rumah Allah ini. Semoga...........
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Semoga kita bisa memakmurkan rumah Allah, amin
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !